Beranda » 2016
Yearly Archives: 2016
BERBAGI BERSAMA KADER LINGKUNGAN KELURAHAN KAUMAN KABUPATEN NGANJUK
Sudah hampir 3 Minggu tepatnya pada hari Sabtu 3 desember 2016, Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made Kecamatan Lamongan dikunjungi rombongan dari Kelurahan Kauman Kabupaten Nganjuk. Rombongan terdiri dari Kepala Kelurahan Kauman beserta Tim Penggerak PKK, Perangkat Kelurahan, Babinsa, RT,RW dan Kader Lingkungan jumlah rombongan hingga 60 orang.
Tujuan kunjungan adalah ingin berbagi pengalaman dalam pengelolaan lingkungan di Kampung Delapan Dewa yang informasi nya sudah berhasil merubah dan mengelola lingkungan…entah dari mana informasi tersebut didapatkan.
Pada saat kunjungan para tamu hanya disambut di mushola Al-Ikhlas karena keterbatasan tempat yang terbatas. Alhamdulillah dengan keterbatasan yang ada pertemuan berjalan dengan baik dan penuh keakraban. Diawali sambutan sambutan dari Kepala Kelurahan Kauman, Camat Lamongan dan paparan pengelolaan lingkungan di Kampung Delapan Dewa kemudian tanya jawab serta kunjungan keliling kampung, melihat praktek membuat daur ulang dan sebagainya.
Ada rasa syukur yang tak terhingga kami warga kampung delapan dewa bisa berbagi dalam pengelolaan lingkungan kepada pihak pihak lain seperti warga kelurahan Kauman Nganjuk, sebagai narasumber pelatihan kader lingkungan di Bojonegoro, berbagi pengalaman di Desa lohwayu Kecamatan Gresik dan tim juri lomba lingkungan di sana, menjadi obyek penelitian mahasiswa universitas Trunojoyo Madura dan SMAN 3 Lamongan dan berbagai dengan kader lingkungan di Lamongan, meskipun kami bukan lingkungan yang terbaik di Lamongan.
Kampung Delapan Dewa sudah berada di katagori Kencana kasta tertinggi dalam LGC, meskipun tidak juara yang penting dipicu LGC warga berubah di lingkungan dan mempunyai kepedulian yang tinggi dalam mengelola lingkungan.
LGC hanya bersifat lomba tanpa LGC warga tetap beraktivitas di lingkungan, semoga kegiatan berbagi kepada pihak lain merupakan bentuk kontribusi kami kepada sesama pecinta lingkungan dan Pemerintah Kabupaten Lamongan, sehingga Kabupaten Lamongan tetap sebagai kota Adipura.
KALO BUKAN KITA SIAPA LAGI, KALO BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI
Saat ini ditengarai bahkan mungkin sudah terjadi ” Lingkungan Sekitar Kita Sudah Mengalami Degradasi ” kerusakan lingkungan tersebut banyak disebabkan antara lain ; kegiatan industri modern, kerusakan hutan, pencemaran air, sampah dan mungkin faktor kemiskinan.
Diantara perusak lingkungan
Banyak dampak negatif akibat kerusakan lingkungan, sumber air mengering, tanah menjadi mudah longsor dan tandus, banjir, sampah menumpuk dimana mana dan berbau tak sedap serta sebagai sumber penyakit dan lain-lain.
Diantara dampak kerusakan lingkungan
Menjadi salah satu bagian masyarakat yang sadar akan hal tersebut kita mempunyai tugas berat terhadap kepedulian lingkungan, tentunya semua bukan hal mudah dan bim salabim. Kami bersyukur dari lingkungan masyarakat kecil di Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made Kecamatan Lamongan yang hanya terdiri dari 58 KK dengan kondisi kampung yang sempit tanpa sebatang tanaman, banjir dan kotor. Dipicu oleh Lamongan Green and Clean ( LGC) pada tahun 2011 hingga saat ini, warga termotivasi untuk mengelola lingkungan. Dari semula yang gersang di lingkungan perlahan berubah.
Kondisi awal lingkungan
Dengan motivasi yang tinggi ingin mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan rupawan sebagai tempat hunian yang nyaman, warga tidak terpengaruh dengan Lamongan Green and Clean (LGC) yang bersifat lomba antar lingkungan RT dengan jenjang mulai dari RT katagori Perntis, Berkembang, Maju, Mandiri dan Kencana. Alhamdulillah meski tidak pernah menjadi juara dan hanya pada posisi 10 besar, sebagai juara harapan saja warga Kampung Delapan Dewa terus beraktivitas di lingkungan. Semua bersepakat memiliki kampung yang baik meski tidak juara. Kampung tetap terjaga dengan baik meski LGC telah berlalu, saat ini LGC menjadi tidak penting lagi dan warga tidak menunggu LGC untuk berbenah di lingkungan.
Warga tetap beraktivitas di lingkungan
Kami semua mengejar mimpi kami ” Mewujudkan sebuah Kampung Hunian Warga yang Nyaman, Bersih, Indah dan Rupawan ” sebagai visi kampung yang harus diperjuangkan. Kami punya semboyan Bekerja, Semangat dan Kompak dan kami punya filosofi ” Aku Rela Tidak Memungut Hasilnya Asalkan Aku Ikut Menabur Benihnya ”
Untuk mereka kami bekerja
Dari kesadaran semua warga Kampung Delapan Dewa meski kami tidak pernah menjadi juara dalam LGC bahkan tahun 2011 awal LGC kami didiskualifikasi, kami terus berpartisipasi sebagai peserta LGC dan tidak putus asa…kami masih tetap mendukung program pemerintah daerah dalam pembangunan lingkungan, merangkak sedikit demi sedikit naik peringkat sebagai RT katagori Perntis, berkembang, maju, mandiri dan saat ini sudah berada di katagori RT tertinggi yaitu kencana dalam kurun waktu 2011-2016, sementara banyak lingkungan RT sejak digulirkan LGC masih tetap berada ditempat semula. Lingkungan kami sudah ijo royo royo dan sejuk tidak kering kerontang dan kegerahan waktu musim panas.
Mengelolah lingkungan tidak harus menunggu LGC lagi, sudah saatnya kita semua berpihak pada lingkungan yang di tengarahi sudah mengalami degradasi.
AYO KELOLA LINGKUNGAN DENGAN BAIK :
” KALO BUKAN KITA SIAPA LAGI DAN KALO BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI ”
HOLOPIS KUNTUL BARIS DI KAMPUNG DELAPAN DEWA
” Aku rela tidak memungut hasilnya asalkan aku ikut menabur benihnya ”
Holopis Kuntul Baris merupakan ungkapan dalam bahasa Jawa yang artinya saiyeg saeko projo yang maksudnya bekerja gotong royong. Di lambangkan ” Burung Kuntul ” konon katanya tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris.
Dengan bekerja gotong royong pekerjaan menjadi ringan dan keterlibatan banyak warga berdampak kepada kepedulian terhadap lingkungan dan bisa menanamkan nilai-nilai luhur warisan leluhur kita.
Membangun lingkungan tidaklah mudah karena berkaitan dengan perubahan sikap dan perilaku, di Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made Lamongan memulai untuk itu diperlukan suatu perjuangan dan pengorbanan. Berkat kebersamaan dan kesungguhan semua warga dan dukungan para tokoh masyarakat kondisi lingkungan yang semula gersang dan nyaris tanpa tanaman sekarang berbalik nyaris tidak bisa melakukan penanaman lagi, lingkungan sudah penuh dengan tanaman.
Lingkungan sudah berubah
Semangat holopis kuntul baris atau gotong royong sudah berjalan cukup baik dan terjaga dalam mewujudkan impian semua warga yaitu Menciptakan Hunian Warga yang Bersih, Indah dan Rupawan.
Semangat warga di lingkungan
Dalam tulisan sebelumnya, bahwa menjaga lingkungan itu akan terasa lebih sulit daripada saat membangun dan itu pasti terjadi dimana-mana. Untuk mempertahankan semua hasil pembangunan di lingkungan Dasa Wisma merupakan unsur yang penting dalam mensosialisasikan gerakan ” Jaga Lingkungan ” melalui kegiatan pertemuan rutin.
Peran Dasa Wisma
Disamping itu sebuah semangat dan motivasi dari pengambil kebijakan juga merupakan hal yang sangat diperlukan. Oleh karena itu kunjungan ” Sambang Lingkungan ” sebagaimana tahun tahun sebelumnya perlu dilakukan kembali di semua lingkungan, karena di Kabupaten Lamongan ratusan bahkan ribuan lingkungan RT sedang giat membangun dan menjaga serta merawat lingkungan. Dan terbukti mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan berwawasan lingkungan di Kabupaten Lamongan.
Memotivasi warga di lingkungan
Setidak tidaknya saat penilaian Adipura semua lingkungan RT di Kabupaten Lamongan memberikan kontribusi.
Penilaian Tim Adipura
Kami tetap mendukung keberhasilan Kabupaten Lamongan sebagai kota Adipura.
BERAKTIFITAS DI HARI MINGGU
Hari minggu 6 nopember 2016 sudah disepakati warga untuk beraktifitas di lingkungan, ada beberapa agenda antara lain senam bersama, kerja bakti dan timbang sampah di Bank Sampah Karya Mandiri.
Bendera beraktifitas sudah di kibarkan melalui SMS, Grup Wa Delapan Dewa dan pengeras suara musholla. Tujuan beraktifitas adalah tetap menjaga dan menggelorakan semangat semua warga dalam mencintai lingkungan.
Ada kendala…. semalam turun hujan dan beberapa warga melakukan kegiatan, ada yang ikut gowes ke Bojonegoro, ada yang mencari tukang rehab rumah nya, ada pula yang lembur di kantor menyelesaikan tugas akhir tahun 😎😎😎 banyak warga yang beraktifitas. Namun begitu tidak menyurutkan semangat untuk melakukan senam meski tidak semeriah minggu minggu sebelum nya, kerja bakti masih bisa dilakukan meski tidak maksimal di seluruh wilayah Kampung Delapan Dewa dan timbang sampah pun tetap berjalan meski yang tidak bisa hadir menitipkan sampahnya ketetangga.
Menjaga lingkungan memang sulit dari pada membangunnya, agar tetap terjaga baik maka lingkungan tidak boleh mati dari aktifitas warga, secara berkala menjadwalkan untuk beraktifitas bersama di lingkungan…dan itu sudah berjalan di Kampung Delapan Dewa. Semua warga bisa saling berbagi, bersilaturahim dan bercengkrama satu dengan yang lain… maka terjadilah kekompakan dan kebersamaan warga.
Kekompakan dan kebersamaan warga merupakan modal dalam mencapai keberhasilan pembangunan di lingkungan untuk menggapai mimpi warga ” Menciptakan Sebuah Kampung Sebagai Tempat Hunian Warga yang Bersih, Indah dan Rupawan ” dan warga menyebutnya MAKAR BIRU … Made Karyo Bersih, Indah dan Rupawan.
Semuanya untuk Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo, Desa Made, Kecamatan Lamongan dan Pemerintah Kabupaten Lamongan.
SALAM BUMI DARI KAMPUNG DELAPAN DEWA
SERBA SERBI ” DELAPAN DEWA “
Jelang akhir tahun ini agak sepi suasana Kampung Delapan Dewa, nampak nya banyak kesibukan yang harus diselesaikan oleh masing-masing warga.
Ada yang sibuk di tempat kerjanya, ada yang sibuk melayani pesanan dari usaha nya, ada yang sibuk dengan kegiatan keluarga dan lain-lain. Hubungan silaturahmi antar warga masih untung bisa sambung di Grup Wa Kampung Delapan Dewa sehingga tetap berjalan berbagi informasi.
Berbagi informasi di Grup Wa
Dari Wa nampak masih ada keceriaan di tengah tengah kesibukan para warga, hari minggu 6 nopember 2016 diagendakan kerja bakti bersama bersih bersih lingkungan dengan harapan satu dayung dua tiga pulau terlampaui. Bisa bersilaturahmi antar warga, lingkungan bersih, sekaligus mempersiapkan Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made yang pada penilaian P.1 Adipura berdasarkan surat dari Desa Made akan menjadi Lokasi Titik Pantau Tim Adipura yang dijadwalkan minggu minggu pertengahan nopember 2016 ini akan datang ke Lamongan.
Warga tetap ceria
Kepercayaan yang diberikan kepada warga Kampung Delapan Dewa, meskipun disana sini masih terdapat kekurangan semoga dengan kebersamaan warga yang terwadahi dalam semboyan Bekerja, Semangat dan Kompak (BESEK) bisa melaksanakan kepercayaan tersebut dan merupakan bentuk kontribusi warga Kampung Delapan Dewa kepada Kabupaten Lamongan di luar sebagai peserta LGC.
Kontribusi warga di lingkungan
LGC sudah berlalu, meskipun pengumuman belum juga di lakukan. Dari berita di sebuah media cetak pengumuman LGC masih di undur lagi dan bahkan akan dilakukan ferifikasi lagi….???? Kampung Delapan Dewa sudah masuk kategori RT Kencana jumlah peserta 9 RT akan diambil 3 besar. Belum bisa dipastikan masuk tidak nya Kampung Delapan Dewa dalam 3 besar.
Menjaga lingkungan selama belum ada pengumuman adalah merupakan hal yang cukup berat dan mungkin juga di alami oleh kampung yang lain, semoga tidak berdampak negatif terhadap LGC yang setiap tahun di gulirkan oleh pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Badan Lingkungan Hidup.
Menjaga kebersihan lingkungan
Bagi warga Kampung Delapan Dewa LGC adalah awal pemicu gerakan perubahan warga di lingkungan, dan banyak perubahan yang terjadi di Kampung Delapan Dewa karena aktifitas warga di lingkungan dipicu LGC, sehingga mempertahankan lingkungan tetap baik sudah menjadi hal rutin kegiatan warga sehari-hari baik ada LGC maupun tidak ada LGC, dengan demikian warga Kampung Delapan Dewa tidak bersifat sebagai lingkungan yang seremonial, akan tampak baik ketika ada lomba dan kembali semula ketika tidak ada lagi lomba.
Aktivitas di lingkungan tetap berjalan
SEMOGA KAMI TIDAK MENJADI LINGKUNGAN YANG BERSIFAT SEREMONIAL, KAMI TETAP BERAKTIFITAS DI LINGKUNGAN DAN SEMOGA BISA MEMBERIKAN KONTRIBUSI KEPADA PEMERINTAH DAERAH. DALAM MEMPERTAHANKAN ADIPURA.
BERBAGI PENGALAMAN BERSAMA TIGA CEWEK SMA NEGERI 3 LAMONGAN
Pada sore hari tanggal 21 september 2016 sekitar jam 17.00 wib, ketika itu saya lagi nonton jalannya persidangan yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta nasional tiba tiba ada ketukan pintu rumah sambil mengucapkan salam. Sambil membalas salam ku buka pintu rumah…ada 3 cewek berjilbab tersenyum dan memperkenalkan diri.
Di ruang tamu mereka menyodorkan sebuah surat dari Kepala Desa Made sebagai pengantar dan menjelaskan tujuan kedatangan 3 cewek tersebut yang ternyata siswi SMA Negeri 3 Lamongan yang bermaksud mengikuti Lomba Penulisan Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2016-2017.
Judul penelitian yang dilakukan adalah ” BANK SAMPAH, SEBUAH ALTERNATIF PEMBERDAYAAN WARGA RT.03/RW.08 MADE KARYO MERDEKA DARI SAMPAH ” Mereka berharap bisa melakukan penelitian dan pengambilan data serta menyampaikan beberapa pertanyaan dalam bentuk angket/kuisioner. Mereka adalah Jayanti Kusumastuti, Yuri Tirtania dan Khoiru Niswatin.
Bagi kami dari Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made tentunya menyambut dengan baik atas kepercayaan yang telah diberikan dan dengan senang hati akan membantu dan membagi pengalaman di lingkungan semampuhnya untuk keberhasilan karya tulis ilmiah tingkat remaja yang diikuti.
Bank Sampah di RT03 RW.08 Made Karyo Desa Made memang tidak datang dengan sendirinya dan langsung beraktifitas. Berdiri 12 desember 2011 dan mulai operasional pada tanggal 8 januari 2012, ada 58 nasabah. Diawali dengan sosialisasi kepada semua warga melalui pertemuan seluruh warga, PKK dan DASA WISMA.
Kampung Delapan Dewa terletak di komplek perumahan type RSS luas rumah dan tanah hanya 6 x 11 meter dan rata rata tanpa halaman rumah, lokasi Bank Sampah tidak tersedia dan selalu berpindah-pindah hingga satu tahun terakhir menetap karena dipinjami warga untuk menempati pojok tanahnya.
Bank Sampah Karya Mandiri nama yang disepakati melalui sayembara, saat ini telah berjalan dengan baik dan telah memberikan kontribusi dan dampak positif di lingkungan. Adanya Bank Sampah mampu merubah sikap dan perilaku semua warga baik terhadap lingkungan maupun terhadap sampah yang selama ini dianggap sesuatu hal yang menjijikkan.
Istilah kumpul, angkut buang sudah tidak terjadi lagi kecuali untuk jenis jenis sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi di lingkungan. Dampak lain dari adanya Bank Sampah adalah dana nasabah yang terkumpul berdasarkan kesepakatan telah dimanfaatkan untuk simpan pinjam di 5 Dasa Wisma.
Kami berdoa semoga karya ilmiah yang di ikuti oleh 3 siswi SMA Negeri 3 Lamongan bisa berjalan lancar dan mendapatkan kesuksesan. Jangan berhenti disini terus berkarya selagi muda.
BANK SAMPAH ” KARYA MANDIRI ” KAMPUNG DELAPAN DEWA
-
Di Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made mulai merintis menangani sampah lingkungan sejak digulirkan Lamongan Green and Clean (LGC) pada tahun 2011. Pada awalnya penanganan sampah lingkungan dibuang sembarangan dan sebagian warga menjual secara sendiri kepada bakul rombengan yang biasa lewat di kampung.
- Mencoba menangani sampah di lingkungan awalnya bukan masalah mudah karena harus merubah kebiasaan dan perilaku semua warga. Berkat sosialisasi dari pengurus RT, PKK, dan DASA WISMA serta para Tokoh Masyarakat telah disepakati untuk mencoba mengelola sampah lingkungan ke dalam wadah Bank Sampah.
- Dengan segala keterbatasan yang ada di lingkungan memulai mengelola sampah harus dilalui dengan berbagai kendala antara lain tidak semua warga mendukung, dianggap merepotkan, itu urusan pemerintahan, tidak ada tempat, merupakan hal yang menjijikan dan lain-lain.
- Musyawarah dan sosialisasi warga terus dilakukan, akhirnya pada awal tahun 2012 disepakati membentuk Bank Sampah Karya Mandiri dengan jumlah nasabah sebanyak 58 orang. Keterbatasan tempat di lingkungan penimbangan sampah berpindah tempat hingga 5 kali bahkan sempat dilakukan di tengah jalan yang penting proses penimbangan sampah tetap berjalan.
- Setelah proses Bank Sampah berjalan dilanjutkan penataan administrasi, betul juga yang dikatakan oleh warga penimbangan sampah hanya buang-buang waktu untuk mengumpulkan sampah di rumah, rumah menjadi kotor dan hasil sampah yang ditimbang hanya Rp 2000,- sampai Rp 2.500,- dan tidak bisa dinikmati langsung. Mending tidak usah repot-repot masalah sampah diserahkan warga entah dibuang, dibakar atau ditukar brambang bisa langsung dinikmati untuk bumbu dapur.
- Selama 5 tahun berjalan dan waktu pun belum termasuk lama mekanisme Bank Sampah saat ini bisa berjalan dengan baik, setiap bulan sekali dijadwalkan penimbangan dan sudah memberikan manfaat misalnya lingkungan menjadi bersih dan hasil penimbangan sampah dana nasabah bisa di putar sebagai dana simpan pinjam di Dasa Wisma.
- Setiap tahun tidak kurang 2 ton sampah bisa dikumpulkan dan omset rata rata hingga Rp 1.700.000 sampai Rp 2.000.000,- mungkin belum terlalu banyak di banding Bank Sampah yang sudah tumbuh dan berkembang di wilayah kampung lain yang sama sama mengelola sampah di lingkungan. Dengan tetap bertahan hingga saat ini di Kampung Delapan Dewa merupakan suatu keberhasilan tersendiri bagi warga RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made setidak tidaknya dalam ikut serta mereduksi sampah.
- AYO TERUS MEMBANGUN LINGKUNGAN, MEREDUKSI SAMPAH MERUPAKAN SALAH SATU WUJUD KEPEDULIAN KITA TERHADAP LINGKUNGAN.
PERAN IBU IBU DALAM PEMBANGUNAN LINGKUNGAN DI ” KAMPUNG DELAPAN DEWA “
Membangun lingkungan di Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made dirintis sejak tahun 2011. Visi yang ingin dicapai adalah Mewujudkan Kampung yang Bersih, Indah dan Rupawan sebagai tempat hunian warga yang nyaman.
Dalam pelaksanaan pembangunan lingkungan tidak bisa dilepaskan dari peran ibu ibu PKK dan DASA WISMA, mereka berperan aktif di segala bidang seperti penghijauan, daur ulang ( mereduksi sampah), kebersihan lingkungan dan membina kebersamaan warga.
Peran Ibu ibu di lingkungan semakin tahun semakin besar dan sangat membantu percepatan pembangunan lingkungan. Suasana tersebut terjaga dan terjadi sinkronisasi dalam pembangunan lingkungan bersama bapak bapak.
Meskipun demikian untuk memiliki sebuah kampung yang bersih, indah dan rupawan diakui masih terdapat kekurangan yang terus dilakukan evaluasi untuk upaya perbaikan, membangun lingkungan memang diperlukan kesabaran dan harus dilakukan secara bertahap.
Ada faktor yang sulit dilakukan dalam pembangunan lingkungan manakala perubahan lingkungan harus diikuti dengan perubahan sikap dan perilaku semua warga, dengan peranan Ibu ibu tingkat kesulitan bisa diminimalkan.
Jangan pernah berhenti untuk membangun lingkungan karena tidak akan terasa manfaatnya cukup besar akan kita dapatkan dikemudian hari ” Aku Rela Tidak Memungut Hasilnya Asalkan Aku Ikut Menabur Benihnya ” manfaat perubahan di lingkungan suatu saat akan dirasakan oleh generasi muda setelah kita. Bimbing mereka sejak dini untuk mencintai lingkungan.
TETAP SEMANGAT……!!!
MEMPERTAHANKAN KEBERSAMAAN
Melakukan perubahan di lingkungan itu memang cukup sulit di lakukan, apalagi kalo melibatkan banyak orang dan memerlukan adanya perubahan ” Sikap dan Perilaku “. Diperlukan komitmen bersama dan sosialisasi yang terus-menerus kepada warga di lingkungan.
Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made Lamongan yang semula kering kerontang dan hampir tanpa aktifitas warga di lingkungan, dipicu Program Pemerintah Kabupaten Lamongan di bidang lingkungan dalam bentuk Lamongan Green and Clean (LGC) yang bersifat kompetitif banyak lingkungan RT termasuk kami mulai berbenah dengan istilah melakukan ” Bedah Lingkungan “.
Suasana awal di lingkungan
Semua warga beraktifitas memperbaiki suasana dan kondisi lingkungan sebaik mungkin, tidak terasa dengan kebersamaan warga yang cukup tinggi selama 6 tahun berjalan seiring dengan berjalannya LGC Kampung Delapan Dewa bisa berubah menjadi lebih baik. LGC pemicu gerakan perubahan warga di lingkungan.
Kondisi yang lebih baik sudah tercipta di lingkungan dan bisa dirasakan oleh para warga masyarakat, saat ini upaya untuk mempertahankan lingkungan menjadi tanggung jawab yang besar agar api semangat tidak redup.
Kebersamaan adalah kunci utama yang harus tetap terjaga. Dengan kebersamaan semua warga semaksimal mungkin terlibat dalam pembangunan lingkungan. Sudah ada semboyan Bekerja, semangat dan kompak (BESEK) dan sudah ada falsafah ” Aku Rela Tidak Memungut Hasilnya Asalkan Aku Ikut Menabur Benihnya ”
Dua hal tersebut hingga saat ini dijadikan semangat dalam membangun lingkungan. Pengurus RT, PKK, Dasa Wisma dan Tokoh-tokoh masyarakat semua berpegang pada semboyan dan falsafah kampung itu. Pada setiap kegiatan di lingkungan di lakukan bersama-sama ” Berat Sama Dipikul Ringan Sama Sama Dijinjing “.
Pembangunan lingkungan yang sudah berjalan tidak boleh vacum disaat-saat tertentu dan secara rutin aktivitas warga harus tetap terjaga dan diisi berbagai macam jenis kegiatan sehingga semua warga akan terbiasa dengan kegiatan lingkungan dan akan menimbulkan rasa kepedulian terhadap lingkungan.
LGC awalnya adalah pemicu, selanjutnya warga melaksanakan Program Lingkungan ” Makar Biru ” Made Karyo Bersih, Indah dan Rupawan. Pembangunan Lingkungan terus berjalan tanpa melihat ada atau tidak ada LGC lagi, menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam suatu lomba dan tidak akan menjadi beban dalam pembangunan lingkungan di Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo.
SEMOGA SEMANGAT INI TETAP LANGGENG DI ” KAMPUNG DELAPAN DEWA ”
PENILAIAN GEBYAR KERLAP KERLIP DESA LOWAYU DI MALAM HARI
Berdasarkan surat Panitia HUT RI ke 71 Desa Lowayu Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik No.17/Pan.HUT.RI/VIII/2016 tanggal 10 Agustus 2016 perihal : Permohonan Menjadi Juri Lingkungan Berhias yang ditujukan kepada warga Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 Made Karyo Desa Made merupakan suatu kehormatan dan sekaligus tugas yang cukup berat.
Lowayu adalah sebuah desa di kecamatan Dukun Kabupaten Gresik terletak di tepi Bengawan Solo merupakan desa yang paling luas dan banyak penduduk nya, mempunyai legenda desa Banyu Biru. Masyarakat nya dinamis dan agamis. Ada sesuatu yang cukup positif disana bahwa masyarakatnya mulai tumbuh kesadaran untuk mencintai lingkungan yang dipelopori oleh Kepala Desa beserta perangkatnya.
Legenda Banyu Biru Desa Lowayu
Pada tanggal 25 Agustus 2016 kami dari Kampung Delapan Dewa RT.03 RW.08 telah melakukan penilaian lingkungan di Lowayu di 33 wilayah RT, dari jumlah RT yang cukup banyak nampaknya sebagian besar telah melakukan pembenahan lingkungan dalam rangka mengikuti lomba Lingkungan Berhias yang dilaksanakan setiap tahun di bulan Agustus.
Malam hari tanggal, 27 Agustus 2016 kami datang lagi ke Desa Lowayu untuk melakukan penilaian terhadap gebyar kerlap kerlip lampu di malam hari dan dapat dirasakan antusias serta sambutan warga disana.
Melihat semangat Kepala Desa beserta perangkatnya dan warga disana semoga tujuan mulia terhadap kepedulian lingkungan akan mendapatkan keberhasilan dan dapat memberikan kontribusi terhadap upaya penyelamatan lingkungan yang saat ini ditengarai telah mengalami degradasi.
Bagi kami Kampung Delapan Dewa di Lamongan yang sudah berada di katagori RT KENCANA merasa bersyukur dapat berbagi pengalaman dan belajar bersama untuk mencintai lingkungan.
Memperbaiki lingkungan sendiri kalo bukan kita siapa lagi dan kalo bukan sekarang kapan lagi.
Jangan biarkan negeri ini menangis dan alam sudah tidak bersahabat dengan kita lagi.
SUKSES UNTUK DESA LOWAYU.